Ilustrasi membaca Firman, gambar : istockphoto |
Kalau kita membaca berita di berbagai media, ada banyak orang yang sudah tidak mempedulikan gereja. Mereka sudah tidak lagi percaya kepada gereja dan perannya di tengah-tengah masyarakat. Jika hal seperti ini terus terjadi, maka tentu sangat membahayakan masa depan gereja.
Hal ini disebabkan banyak pemimpin-pemimpin gereja yang menyalahgunakan fungsi dan peran gereja atau membelokan gereja untuk keuntungan pribadi. Hal ini benar-benar terjadi dan menjadi pokok persoalan utama gereja dari hari ke hari.
Poin-poin penting yang menjadi sorotan dalam setiap organisasi gereja sangat jelas ditemukan yaitu persoalan mengenai keuangan gereja yang menjadi hal yang terus dibicarakan.
Dengan terjadinya hilang kepercayaan banyak orang atau masyarakat kepada gereja, tentu menjadi peringatan keras bagi gereja untuk lebih cepat menyadari dan menata ulang pengelolaan gereja sesuai dengan Firman Tuhan. Untuk itu jika gereja tidak ingin hilang kepercayaan maka seharusnya perhatikan beberapa hal yang menjadi bahaya bagi masa depan gereja.
5 hal yang membahayakan masa depan gereja :
1. Orientasi Selalu Pada Uang
Ada satu pernyataan khas dari pemimpin-pemimpin gereja yang seringkali diutarakan dan sudah dianggap hal biasa yakni "Pelayanan Tidak bisa berjalan dengan baik jika gereja tidak memiliki uang." Mungkin pernyataan seperti ini dianggap hal biasa, bahkan sekilas kalimat ini terkesan benar. Namun ketika kita melihat pada Firman Tuhan mengenai gereja mula-mula, maka sangat jauh berbeda. Gereja pada awalnya bukan terdiri dari orang-orang yang kaya atau memiliki uang yang banyak dalam pelayanan.
Lihat Juga Bacaan Tentang :
Murid-murid pada awalnya adalah orang-orang biasa. Namun ketulusan mereka menanggapi atau merespon panggilan pelayananlah yang membuat gereja memiliki mutu dan pertumbuhan yang pesat, walaupun di tengah berbagai kesulitan.
Bagi mereka yang yang memiliki peran penting dalam gereja, sudah hal lumrah jika gereja dianggap sebagai pabrik uang. Makanya, banyak sekali yang berlomba-lomba jadi pendeta dan penginjil walaupun bukan panggilan Tuhan. Hal ini bisa dibuktikan dalam perjalanan pelayanan dan gaya hidup mereka yang sangat disesalkan.
2. Tidak ada Kesempatan bagi Generasi Muda
Gereja dengan model seperti ini selalu didominasi oleh mereka yang tua, itu bisa terjadi secara turun-temurun tanpa mengijinkan yang muda untuk memimpin atau menggantikan mereka. Padahal gereja sebenarnya wadah atau ruang dimana bagi mereka yang muda untuk bisa belajar sekaligus diajarkan untuk menjadi pemimpin yang akan menggantikan mereka yang sudah tua.
3. Hilang Karakter Melayani, maunya dilayani
Kalau kita melihat dalam dunia bisnis atau usaha dan kehidupan sekuler, maka tidak heran seorang pemimpin dan orang-orang penting dalam sebuah perusahaan mendapakan pelayanan dan perlakuan khusus.
Itu juga biasa terjadi pada dunia pemerintahan yang memberikan pelayanan khusus kepada pemimpin atau pejabat dalam berbagai hal. Misalnya membukakan pintu mobil, dan pelayanan lain sebagainya. Hal seperti ini biasa terjadi pada pejabat pemerintah atau perusahaan besar.
4. Tertutup atau tidak transparan kepada jemaat
Ada satu hal penting dalam berorganisasi atau berkomunitas yang sehat, yakni keterbukaan antara sesama anggota atau semua elemen didalamnya. Apa yang terjadi jika pada akhirnya dalam sebuah gereja tidak ada keterbukaan antara pemimpun dan jemaatnya ?
Hal ini ditandai dengan semua pihak terutama pemimpin gereja tidak memiliki inisiatif dan membuka kesempatan untuk terbuka dalam percakapan atau hal-hal lainnya dengan jemaat. Jarang terjadi komunikasi serius untuk hal-hal penting yang seharusnya melibatkan jemaat, namun itu sengaja ditutupi dengan tujuan yang tidak jelas pada akhirnya menimbulkan banyak pertanyaan dari jemaat.
Memang satu keterbukaan pemimpin tidak harus disampaikan kepada semua level jemaat, namun dalam lingkaran kepemimpinan dan bagian-bagian yang membawahi seluruh jemaat tentu ada keterbukaan yang jelas. Namun untuk hal-hal yang seharusnya melibatkan jemaat terkadang terjadi inisiatif yang salah sehingga menimbulkan kegaduhan.
Agar setiap level pemimpin bisa menyalurkan apa yang sesungguhnya terjadi dalam gereja kepada seluruh jemaat sesuai dengan pemahaman dan kelasnya. Jika hal seperti ini tidak dilakukan, tentu menjadi tanda tanya bagi sebagian jemaat akan hal-hal yang tidak mereka ketahui.
5. Firman Tuhan Dimanfaatkan
Mungkin ini sedikit lebih sensitif bagi sebagian besar pemimpin gereja, namun ini harus disampaikan agar jemaat bisa memahami Firman Tuhan dengan jelas. Sudah tidak asing lagi hal seperti ini terjadi. Seorang pemimpin gereja demi menjaring sebanyak-banyaknya pemberian jemaat melalui Persepuluhan dengan memanfaatkan bagian-bagian Firman Tuhan untuk meyakinkan mereka. Firman Tuhan dikemas secara halus namun memiliki tujuan yang tidak jujur.
Sering kita mendengar khotbah seorang pendeta yang menekankan Persepuluhan kepada jemaatnya dengan berkata "Memberi Persepuluhan, maka Tuhan akan mengembalikan berkali lipat berkat." Kalimat seperti ini secara sepintas akan dianggap benar oleh jemaat yang sama sekali tidak memahami dasar dari memberikan Persepuluhan. Sehingga jemaat juga berlomba-lomba memberikan Persepuluhan dengan imimg-iming berkat yang melimpah.
Hal ini terjadi karena adanya pemahaman yang keliru. Sementara Alkitab tidak mengajarkan soal pemberian Persepuluhan untuk mendapatkan berkat yang lebih besar dikemudian hari. Alkitab mengajarkan dasar pemberian Persepuluhan adalah sebuah ketaatan akan bagian atau hak Tuhan dan bukti bahwa kita telah diberkati bukan menerima imbalan saat memberi persepuluhan.
Jika gereja tidak mengajarkan Firman Tuhan dengan benar kepada jemaat namun berusaha mengambil kesempatan untuk menerima sesuatu dari jemaat dengan alasan melakukan Firman Tuhan, maka ini adalah hal yang sangat menyimpang. Penyimpangan ini adalah dosa yang benar-benar disadari namun dilakukan.
Tuhan memanggil gereja untuk menjalankan panggilan mulia dan menjalankannya secara murni sebagai tempat persekutuan orang-orang kudus. Namun ketika panggilan Tuhan dipakai untuk keuntungan pribadi maka ini adalah bahaya yang sangat serius terhadap masa depan gereja.
Pembahasan artikel ini tidak bertujuan menyinggung salah satu pihak, baik itu pemimpin gereja maupun organisasi gereja. Pembahasan ini untuk edukasi pembaca dari kalangan manapun untuk memahami Firman Tuhan secara benar. Ingatlah Firman Tuhan berkata tentang perintah untuk mengabarkan Injil kepada semua bangsa dalam Matius 28:19-20
Jika anda diberkati dengan artikel ini, silahkan bagikan melalui whatsapp, telegram, facebook, twitter dan media sosial lainnya kepada orang-orang yang anda kasihi agar mereka juga diberkati dan mendapat inspirasi baru. Tekan pada Tombol Subscribe dibawah ini untuk mendapatkan update terbaru dari Blog Ini. Terimakasih
Posting Komentar