Ilustrasi menerima apa adanya, sumber sadutu -sabhori.com |
Sadutu-sabhori.com - Ada sebuah kisah yang sangat menginspirasi, dimana kisah itu bercerita tentang seorang anak yang berprofesi sebagai seorang prajurit militer di satu negara, ia menjalani masa tugas dengan semangat dan mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk mengabdi kepada negara yang ia cintai.
Dari waktu ke waktu ia begitu mencintai pekerjaannya sebagai seorang prajurit militer namun ia juga memiliki waktu untuk menghubungi keluarganya walaupun hanya melalui panggilan telepon.
Setiap ada kesempatan ia tidak pernah lalai untuk memberikan perhatian kepada keluarga yang di tinggalkan dan berbagi berkat yang ia terima dari hasil pekerjaannya.
Satu ketika ia mendapat tugas untuk ikut dalam misi perang membela negara dan hal itu disampaikan juga kepada orang tua dan keluarganya. Keluarga memberinya semangat dan berharap ia akan sukses dan berhasil setelah pulang dari medan perang.
Di medan perang yang begitu sulit dan berbahaya, ia tertembak peluru pada salah satu kaki dan dalam kondisi seperti itu akhirnya salah satu kakinya tidak bisa dipertahankan.
Ketika mendapat perawatan medis di camp perang selanjutnya ia dibawa untuk menjalani perawatan lebih baik di rumah sakit militer dan salah satu kakinya diamputasi.
Karena keadaannya yang cacat dan sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjalankan tugas di medan perang, maka negara memberikan cuti sampai habis masa tugas sebagai seorang prajurit militer.
Dalam keadaan seperti itu ia merahasiakan keadaannya kepada keluarga agar jangan mengetahuinya sekarang, ia berniat untuk kembali kerumah agar mendapat perawatan sehari-hari oleh orang tua dan keluarganya.
Namun untuk memastikan apakah keluarga bisa menerima keadaannya yang sudah cacat atau tidak, ia minta agar diantar kerumahnya pada satu hari.
Setibanya didepan rumah dengan orang yang mengantarnya pulang, ia kembali menelpon ibunya dan berkata "...pagi ini saya akan kembali dari tugas dengan selamat... " mendengar itu, ibunya sangat senang dan berharap dia tiba secepatnya.
Kemudian ia melanjutkan pembicaraan dengan ibunya "...saya pulang dengan seorang sahabat saya yang selama ini bertugas bersama namun salah satu kakinya cacat karena terkena peluru dan kakinya diamputasi. Apakah ibu bisa menerimanya juga ?... " Ketika mendengar itu ibunya langsung merespon dengan berkata " ... sebaiknya kamu datang sendiri nak, jika datang dengan sahabatmu yang kakinya cacat itu akan sangat merepotkan ibu untuk merawatnya... "
Lalu ia kembali berkata kepada ibunya " ... Baik, Jika demikian coba buka pintu karena saat ini saya sudah tiba didepan rumah... " Kemudian ibunya segera membuka pintu rumah lalu melihat ternyata anaknya sudah tiba dan dalam keadaan cacat bukan sahabatnya yang mengalami cacat. Saat itu juga ia langsung pamit kepada ibunya dan pergi meninggalkan rumah sampai seterusnya.
Kisah tentang prajurit Yang tidak diterima oleh Keuarganya memberikan pesan kepada kita bahwa, begitu terbatasnya kasih yang dimiliki manusia. Manusia mengasihi jika itu menguntungkan mereka.
Perbedaan Kasih Allah dan kasih Manusia
Kasih Manusia
Dari kisah diatas kita bisa menemukan makna dari yang sebenarnya dari kasih manusia sangat tergantung kepada keadaan. Dimana keadaan yang menguntungkan maka manusia berkata " ... Wellcome... !".
Betapa terbatasnya kasih yang dimiliki manusia, mereka menerima namun melihat seperti apa keadaan kita, mereka menerima jika itu bisa menguntungkan, bahkan orang terdekat sekalipun terkadang tidak segan-segan bisa menolak keadaan kita.
Lihat Juga Bacaan Tentang :
Kasih Allah
Kisah tentang prajurit yang cacat memberikan gambaran bahwa terkadang manusia tidak bisa menerima keadaan kita jika itu tidak membawa keuntungan bagi mereka.
Berbeda dengan Kasih Allah yang tanpa melihat seberapa besar dan kotornya kita sebagai orang berdosa, Dia tetap menerima kita Apa adanya.
Sekotor apapun manusia di hadapan Allah bukanlah masalah bagi-Nya. Kejatuhan manusia ke dalam dosa memang membuat manusia sudah terpisah jauh dari Allah yang Maha Suci.
Namun Allah dengan tidak melihat dosa dan kotornya manusia, Ia datang untuk menyelamatkan manusia melalui karya penebusan yang agung oleh Yesus Kristus.
Allah menerima kita apa adanya tanpa melihat apa keadaan kita dan itulah Kasih mulia yang dilakukan melalui anakNya Yesus hingga rela mati di kayu salib demi manusia yang hina dan berdosa.
Kiranya renungan ini menjadi inspirasi dan motivasi yang membangkitkan iman dan kasih kita kepada sesama tanpa memikirkan untung dan rugi.
Jika anda diberkati dengan artikel ini, silahkan bagikan melalui whatsapp, telegram, facebook, twitter dan media sosial lainnya kepada orang-orang yang anda kasihi agar mereka juga diberkati dan mendapat inspirasi baru. Tekan pada Tombol Subscribe dibawah ini untuk mendapatkan update terbaru dari Blog Ini. Terimakasih
Posting Komentar